23.26

Si tak punya nyali
Bertahan atas apa? Rasa kasihan kah? Apa yang kau cari?
Bukan hanya ia yang kau lukai, tapi lihat, rasakan, hatimu pasti terluka, bertahan bukan atas dasar keinginanmu,
Apa yang kau dapat?
Sebelum semuanya semakin runyam,
Apa lagi yang kau umpat?
Menunggu semuanya semakin hancur, dan babak belur?

Si tak punya nyali
Lihat hatinya, bertahan, kuat, meski dilukai berkali kali,
Cepat, cepat, beri jawaban, jangan mengumpat dan hilang nyali,
Segera selesaikan, agar semua bisa sama sama menyembuhkan diri, untuk tidak mengulanginya lagi.


21.12

Semesta memintaku mengadahkan tangan dan meminta pada-Nya,
namun aku, malah mengabaikan dan malah meminta pada makhluk yang di ciptakan-Nya.
Sudah tertera bukan, siapa yang menghilang-hilangkan yang ada? Aku jawabannya.

21.08

Apa yang sedang di sembunyikan?
Hati?
Luka?
Bagaimana?
Seperti apa?

Apa pula yang sedang di tutup rapat?
Suara?
Kesunyian?
Kenapa?
Ada apa?

Bertanya dalam kebingungan, aku kenapa?
Sedang berperan sebagai apa?

20.46

Hilang, baru mencari.
Semoga, 
pedihku ini, 
proses penyembuhan ini, 
terbayar oleh penantian kebahagiaanku kelak.

17.20

Hari hari dipenuhimu
olehmu
bersama langkahmu
karenamu
dan tanpamu,hampaku

Senyum, canda , tawa,
setiap harinya darimu, dan karnamu

Namun,
kita lupa,
bagaimana kita?
sebagai apa kita?
dan, bagaimana bisa?
aku, merasa kehilanganmu,
sedangkan kenyataannya, aku tak bisa, memilikimu..

17.14

Dengan cara apa, agar rindu tersampaikan?

17.13

Kamu dan kenangan.
Tenggelam di dalam angan.

14.10

"Bagaimana saya merasa kehilangan, sedangkan saya tidak memiliki?"

17.12

Tuan, bagaimana hatimu? sudah membaik-kah?
Ku harap sudah, harapku, kamu membaik setelah mengenalku, ya, itulah harapanku.

Tuan, maaf, jika kedatanganku terlalu cepat, namun akan ku tahan perlahan untuk membantu menata bagian lukamu agar segera kering, akan ku yakinkan, menata dan menjaga agar sembuh segera.

17.12

Di setiap malam ketika merindu
Ada bagian yang kurindu
menyapa
menyampaikan senyum
dan berkeluh kesah tentang hari ini

Kamu yang ku jadikan tempatnya
menantimu pulang
menunggumu pulang
untuk ku ceritakan tentang hari ini

Tentang dimana rindu bertanya
akan bertepi sampai mana?
dan harus bertahan karena tertahan,
hingga pada akhirnya
aku menemukan
penyampaian rindu yang sesungguhnya,
yaitu kamu.

11.28

Memupuk rindu di dalam keheningan,
Bagaimana kabarnya? Mungkin sudah lebih baik dari sebelumnya..
Aku merasa kehilangan, bagian yang pernah terlalu dalam ku anggap "keluarga terdekatku",
hingga terakhir, banyak ku curahkan bersama tetesan tetesan air mata yang turun dari mataku.
Bapak, Aa-Aa ku,
Bahagia selalu untuk kalian,
maaf sempat membuat kericuhan dalam suasana,
semoga Allah selalu berpihak dan melindungi kalian.


- dariku, yang merindu bersama kenangan.