terserah,lupakan,aku ikhlas

18.30

Ah sudahlah, ikhlas-ikhlas-ikhlas-ikhlas.
Ikhlas bila diperlakukan seperti ini.
Berat sebenarnya untuk meng-iya-kan, me-rela-kan, mem-biar-kan, hati ini untuk di lukai oleh pria itu. Tapi mau bagaimana lagi, beras sudah menjadi bubur. Hanya melupakan usaha juga perjuangan yang telah aku lakukan untuknya agar tidak ada "kebencian yang mendalam". Ya, merelakan hati untuk terluka.

Percuma saja sekarang aku tiap harinya selalu menyayangi dia,
tiap malamnya selalu merindukan dia,
tiap detik-menit-jam selalu menunggu kabar dia. Karna pada kenyataannya dia memilih untuk kembali pada wanita itu yang dahulu dia katakan "ah tidak, aku tidak akan pernah kembali" dan lagi-lagi aku percaya pada ucapannya. Ya percaya, dan aku benar-benar bodoh.

Dan sekarang pergilah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan, menjauhlah dariku, berbahagialah dengannya. Dan semua yang kamu katakan untukku, cukup, cukup telah aku terima baik-baik dan aku kubur dalam-dalam. Dan aku hanya berterimakasih banyak atas kebahagiaan yang telah kamu beri dan juga luka yang kamu lakukan.

hujan ke-2

08.02

Untuk yang ke dua kalinya, aku memberikan judul “Hujan Ke-2” pada tulisan ku kali ini. Selamat membaca, dan selamat tenggelam dalam kenangan. Semoga datang pelampung untuk menyelamatkanmu, agar tidak begitu sesak sehingga kesulitan bernafas.


Gemuruh awan yang berbunyi layaknya manusia sedang terbatuk-batuk. Hilangnya kesunyian di malam kegelapan. Aku merenung, bersama kegelapan, juga cerita kelam, dan aku merintih bagaikan air hujan yang jatuh perlahan.

Mencintaimu seperti aku harus mencintai pisau tajam yang perlahan membunuhku. Entah, aku tidak memikirkan semua resiko untuk mencintai juga mempertahankan kamu. Apa yang harus disalahkan? Kamu? Aku? Cinta? Ataukah ego? Rintikan hujan kali ini tidak bisa membawaku ke dalam kenangan yang indah. Melainkan kenangan yang seharusnya mengalir bagaikan sungai, tetapi malah kembali datang bagaikan burung yang ingat kandangnya. Tapi aku rasa aku bukanlah kandang atau rumahmu, aku hanya tempat persinggahanmu disaat kamu merasa bosan dengan cinta yang telah kamu ukir sejauh dan selama itu.


Lagi-lagi aku tanyakan, siapa yang salah? Kamu terlalu pintar membuatku jatuh cinta lagi, tapi kamu juga jauh lebih pintar membuat aku benar-benar jatuh karna cinta yang kamu berikan. Dan cinta yang kita miliki membawakan sakit juga kecewa pada mereka yang menaruh hati pada kita. Bukan, bukan cinta yang kita miliki, tapi cinta yang aku miliki. Cinta yang aku miliki dan aku berikan padamu, bukan hanya membuat mereka terluka, melainkan aku sendiri pun sangat terluka.

kebencian

07.45

Masih tentang kamu,
kamu yang pintar membuatku percaya
kamu yang jago membuatku jatuh cinta
kamu yang pandai memberiku beribu janji
dan kamu yang hebat mengukir luka dihati.

Setelah ukiran luka ini begitu sangat sempurna, aku baru percaya, percaya bahwa kamu hanya m e l a m p i a s k a n saja semua rasa bosanmu terhadapku. YA, semudah itu kamu melakukannya. Membuatku jatuh cinta, membuatku menyimpan sejuta harapan, dan membuatku jatuh ke kedalaman yang begitu dalam. Kamu pintar, sangat pintar. Bahkan aku dengan mudahnya kamu bodohi. Lalu setelah ini? Hanya beribu maaf berjuta maaf yang kamu ucapkan. Maaf tidak merubah semuanya, aku membencimu, sangat membencimu.

Membelamu dari orang-orang yang menghujatmu,
membuatmu bahagia dengan kemampuan sederhanaku,
menjaga hatimu agar tidak begitu terluka,
merelakan aku sendiri untuk menyakiti oranglain,
dan melakukan hal bodoh bertarung untuk mendapatkanmu dengan masalalumu.

Tapi? semua yang aku lakukan tidak membuatmu benar-benar merasa tersentuh pada hatimu, ya kan? Aku terlalu buta, dan terlalu mau merendahkan harga diriku hanya demi pria sepicik kamu, hanya demi pria yang tidak tau caranya untuk mengucapkan terimakasih. Jangankan terimakasih, menghargai usahaku pun tidak. Meskipun kebencian ini masih diselipi dengan kasihsayangku padamu, tapi perlahan sayangku akan jauh lebih menipis dan kebencianku padamu semakin bergejolak.

Dan selamat kamu, kamu telah hebat membuatku begitu sangat hancur, oleh ulahmu.
Satu lagi, Ikan akan pergi jika tidak diberi umpan. Begitupun sebaliknya, mengerti?

kata desty

02.55

"DIBACA KALO LAGI GALAU
- inget kata kata Irham, "ngga ada obat paling ampuh kecuali kembali kepada Allah" poin pertama, itu bener, asli bener.
- stalk akun cewek2 muslimah, kaya wirda mansyur, adiba, @avolia, dll.
- jangan pernah ngerasa kamu bego, ngerasa km sia sia, atau terlalu percaya sm orang. mau kaya gimanapun bentuknya, tetep aja initeh takdir.
- kamu harus tekanin ke diri kamu, kalo galau itu gapenting, galau harus sewajarnya. inget UNBK didepan mata ca, ujikom depan mata, kalo gabisa fokus, kamu inget perjuangan mama, inget perjuangan hidup kamu.
- jangan selalu nyalahin diri sendiri karna sebenernya udah diatur.
- belajar dari pengalaman, kamu udah lebih berpengalaman dari aku, harusnya kamu lebih pinter buat nge manage hati.
- kamu ga sendirian&jangan ngerasa sendiri
-banyak yang sayang kamu.
- DOSA CA NGAREPIN, MIKIRIN, NGEHAYAL, NGEBENCI ORANG, dosa. inget bukan sok alim, tapi ini tuh biar kamu pas mikirin *monyet*, kamu mikir "oh iya dosa galauin yang bukan muhrim"
-stalk terus akun cewe alim. mereka yang cantik, sholehah, dikerudung ,muka mulus, akhlak bagus, kaya, aja bisa gapacaran.
- kurang perhatian? liat @avolia. bapaknya meninggal, dia pacaran lucuuuu bgt sampe akhirnya dia mutusin pcrnya, yang tadi tiap ngomong anjing goblog, foto baju seksi, ombre rambut krn rambut badai, sampe skg rambut dipotong pendek biar dia gabuka jilbab, baju tertutup, lisan dijaga.
- sibukin diri sama keluarga, yakin deh pasti tenang.
- aku bukan cuma bisa ngomong doang, atau ngomong itu gampang. soalnya aku juga ngerasain, aku pernah digituin sekali, nilai aku ancur, muka ancur, diri gakeurus, sakit2an, oon ga sih ca? oon. aku nyesel, buat apa ca aku ngegalauin nonis? nonis yang uda nyakitin aku bertubi tubi, ngasarin aku, ngerusak aku, ngenalin aku sama hal hal negatif, penyebab aku buka kerudung cuma karna biar dia noleh lagi, aku kira aku buka kerudung dia bakal balik lagi. bego ga ca? bego. astagfirullah...
- moveon emang susah, sampe kapanpun kenangan gabakal bisa dilupain , tapi kamu harus ikhlas. gimana caranya? kalo kamu kepikiran, mikir "dia itu gapenting" terus aja gitu ca.
yang terakhir (kalo versi aku)
jangan tanya aku envy apa ngga liat gaya pacaran dia sama cewe itu sama kaya aku dulu, aku envy ca. kaya deja vu lagi, pacaran kaya yang udah deket bgt aing2an dll.
tapi gimana cara ngilanginnya? aku mikir, aku harus baikin akhlak aku, aku udah gede, apa yang aku harepin dari nonis? dia tuh baru jadi pacar aja udah super duper nyakitin, udah bikin idup aku berubah, udah bikin aku ngeduain Allah. Buat apa aku galauin dia? nggak ada ca. nggak ada.
aku selalu mikir sama uni yang bilang "ngapain teteh cemburu? mendingan perbaikin diri, jodoh tuh cerminan diri kita. mendingan teteh baikin diri, jadi cewe sholehah, bagus dihadapan Allah&orang2. Harusnya kalo dia punya pacar yg brutal, teteh jangan ikutan brutal. Jadi kesannya sama aja dong? mending ubah jadi cewe baik2"
terus aku selalu inget omongan anita "aku sih gaterlalu jleb ceweknya kaya gt, emang sih dia cantik banget tapi aku lebih mentingin akhlak sih"
omongan irham "karna bagi aku pacaran itu gapenting , buang2 waktu"
sekarang gini ca, kamu wajar galauin cowo pinter, berbakat, sholeh, tutur kata baik, ngga pemales, sayang orangtua, dan ga nyakitin cewe sedikitpun. wajar ca, wajar banget.
tapi kalo kamu galauin cowo yang brutal, yang nakal, yang gajelas tujuan hidupnya, yang masih anak anak, dan yang penting udah berani nyakitin kamu, jangan mau ca... jangan. rugi.
yang sayang km itu banyak, semua sayang kamu. kamu itu lucu, baik, cantik, ngga dendaman kalo jadi orang.
pasti banyak yang suka. yang nyianyiain cewek kaya kamu tuh bego. b e g o.
kamu udah cantik, menarik, rajin, lucu, dewasa, ga dendaman, pemaaf, periang. dilepasin gitu aja?
yaampun..
udahlah perbaikin diri ya ca, inget kata kata aku. maaf sok puitis ,tapi aku juga pernah ngalamin, lebih parah dari kamu karna dulu aku lebay bgt. keilangan *tetot* aja kaya keilangan orang tua hehe oon emg.
semangat, jangan nyalahin diri sendiri & jangan nyalahin masalalu. karna ga bakal ngerubah apa apa.
aku sayang kamu, kalo ada apa apa jangan lupa cerita." - Destianti Azhari Putri

CINTA BGT!!!!!!AAAAA THANKYOU!!!!! SAMPE DIMANA AKU BENER-BENER DOWN, U ALWAYS HERE WITH ME!!!!
Ah terharu. Intinya. I love u so much❤

terimakasih dariku, untukmu

00.35

Terimakasih untuk pernah membahagiakan aku.
Terimakasih untuk pernah menjadi alasan aku melupakan semua masalah.
Terimakasih untuk pernah membuat aku merasa berarti.
Terimakasih untuk pernah aku merasa kamu yang paling mengerti.
Dan terimakasih untuk luka yang kamu ukir sehebat ini.

Dengan mudahnya aku begitu percaya padamu, dengan semua omong kosongmu, dengan semua caramu yang membuatku begitu sangat mencintaimu. Ya, semudah itu aku percaya padamu. Hingga ku relakan semua hatiku untukmu, yang nyatanya kamu simpan hanya untuk memberikan sebuah goresan goresan yang tak bertanggung jawab.

Kamu melukai hati ini untuk kesekian kalinya, dan hanya karna aku mencintaimu, aku terlalu mudah melupakan luka yang pernah kamu buat dahulu, sebelum seperti sekarang, sebelum luka ini tak sehebat sekarang.

Dan sekarang, aku benar-benar berterimakasih. Atas semuanya, atas semua bahagiaku yang pernah ku simpan padamu juga luka ini, ya luka hebat ini. Kuucapkan banyak terimakasih. Kamu begitu hebat, dan aku begitu bodoh. Sehingga dengan mudahnya aku membiarkan hatiku dilukai (lagi) olehmu. Dan selamat, kamu berhasil menyakiti dua perempuan sekaligus.

aku hanya perlu beristirahat

23.57

Pada malam aku bertanya, mengapa harus ada pagi jika malam harus terjadi?
Dan pada pagi aku bertanya, mengapa harus ada malam jika pagi akan menghilang?
Dan kini aku benar-benar bertanya, mengapa harus ada cinta? Jika terluka harus terjadi? Jika sakit harus ada? Jika kecewa harus menghantui?

Aku benar-benar tidak mengerti akan kamu, akan dia, yang membuat semuanya serumit ini. Apakah harus aku benar-benar pergi meninggalkan semua? Meninggalkan kamu juga dia? Agar semuanya terlihat baik-baik saja? Apa semuanya memburuk itu diakibatkan karena aku? Dan apakah benar aku adalah si pembuat onar? Jika semuanya benar, tolong jawab, jawab semua pertanyaanku.

Aku hanya lelah, aku menyerah akan semua yang terjadi padaku. Aku benar-benar kehilangan akan diriku yang ceria, yang semangat, dan yang tidak pernah memperdulikan sesuatu yang membuatku terjatuh. Ya aku kehilangan aku sendiri.

Tolong beri jeda sedikit, beri waktu agar semuanya bisa aku kendalikan, agar semuanya bisa terselesaikan, tolong jangan biarkan aku benar-benar kehilangan diriku, aku masih membutuhkan itu, dan sekali lagi aku meminta, beri jeda sedikit, agar aku dapat mengambil aku yang hilang, yang tak terarah pada tujuan. Aku hanya ingin kembali, itu saja.

Kamu Bahagiaku

15.51

Kamu merubah tanah kering menjadi tanah yg subur
Kamu merubah bunga layu menjadi mekar kembali
Kamu merubah senyum menjadi tawa ceria
Dan kamu merubah aku...

Bahagiaku adalah kamu.
Dan bahagiaku tergantung kamu.
Lalu sebanyak apapun luka yang kamu goreskan, kamu tetap bahagiaku.

aku yang dengan tega

15.32

Melakukan sesuatu karna terpaksa memang sulit, bukan begitu? Malah jadinya terasa sakit? Benar bukan?
Ya kali ini aku lakukan benar-benar ingin menyelesaikan semuanya, aku meninggalkan kamu dan juga dia, maksudnya, meninggalkan harap, ku tinggalkan harapku untuk dapat memiliki tanpa adanya yang tersakiti. Salah, dan terlalu bodoh. Jika aku harus terus menaruh harapan itu.

Kini saatnya aku untuk mengakhiri dan menjalani sesuai keadaan sebelumnya tanpa mereka. Ku tinggalkan kamu juga dia dengan berat hati untuk melepaskan. Dengan tega, aku lakukan, bahkan ini bukan seberapa dengan suatu hal yang sebelumnya aku lakukan. Dan aku? Aku memang terlalu tega melakukan semuanya. Walaupun akhirnya hatiku yang harus terluka. Aku rela. Dan aku selalu meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa. Bisa untuk menerima jika memang hatiku yang harus di kor ban kan.

Mungkin sakit ini, luka ini, tidak seberapa yang mereka rasakan. Tapi aku mengharapkan, mereka jauh lebih baik dan dewasa menerima semuanya. Ya ku harap mereka jauh lebih dari pada aku.
Ku titipkan bahagiaku untuk kalian, ku titipkan rinduku untuk kalian, pada hujan yang selalu menemani saat siang hingga malam hari. Dan ku panjatkan do’a, agar kebaikan juga kebahagiaan menghampiri kalian.



BANGKAI

15.30

           Terimakasih atas semuanya, kini tak perlu lagi aku menutupi semuanya. Aku mencintainya juga menyayanginya. Jadi apakah semuanya bisa disalahkan? Entah. Kalian menyalahkan aku? Tetapi aku menyalahkan waktu. Tapi sulit di percaya kini aku dihantam habis oleh waktu, kini aku telah dibodohi oleh waktu, hingga akhirnya kalian pun meyalahkan aku. Sudahlah, aku hanya dapat mengucapkan kata maaf untuk kalian. Walaupun maafku tak seberapa dengan apa yang kalian rasakan. 
Tapi, untuk memaafkan, itu sesuai pendirian masing masing. Benar bukan? Kini, apapun dan bagaimanapun yang ingin kalian lakukan, dendam apapun yang ingin kalian buktikan. Aku tidak akan memperdulikannya. Maaf, menurutku itu hanya membuang-buang waktuku, jika harus memperdulikan permainan yang kalian buat. 
Maka, baik-baiklah dengan permainan kalian. Aku bersamanya akan menjalani dengan baik, maka tak usah hiraukan kami bagaimana. Cukup uruslah diri kalian agar menjadi lebih baik lagi. Dan aku do’akan kalian berbahagia selalu. Maaf dan terimakasih. Bangkai yang ku simpan, kini sudah tercium, sesuai harapan yang kalian inginkan.

Semudah itu

06.38

Dinginnya pagi ini tidak jauh beda dengan apa yang kamu lakukan padaku.
Janji yang kau ucap,
Kata sayang yang kamu lontarkan padaku setiap saat,
Perlahan hilang tak terdengar.
Ya, semudah itu mulutmu berbicara. Meninggalkan janji yang kamu ucapkan padaku.
Untuk kesekian kalinya hati ini kamu lukai, apa kamu tau? Mungkin tidak. Dari dulu sampe sekarang, kamu hanya bisa datang lalu memberiku sebuah luka dan setelah itu pergi entah kemana.
Ku fikir kini aku akan menang, tak perlu lagi mengalah, tak perlu lagi mengorbankan perasaan, tak perlu lagi kesakitan karna luka yang sama terus menerus ku rasakan. Tapi nyatanya? Semua yang aku fikirkan berbeda dengan kenyataan.
Kamu pergi, kamu mundur, dan kamu tak mau memperjuangkan ini. Kamu bohong, kamu pembohong. Kamu bilang kita akan menerima semua resiko dan menjalani semuanya. Kamu bilang aku akan selalu tetap bersamamu. Nyatanya? Semuanya bohong.
Semudah itu kamu pergi,
Semudah itu kamu menjauh,
Dan semudah itu kamu tak menghiraukan janjimu.
Apakah aku harus percaya? Jika suatu saat kamu datang kembali dan meminta semuanya kembali?
Maaf, jika sekiranya itu hanya permainan. Tolong menjauh dariku, sudah cukup akan semua yang kamu lakukan padaku. Kamu pergi meninggalkan tanah ini hingga kering tak bernyawa lalu setelah itu kamu datang membuat tanah ini kembali subur. Ya itulah yang kamu lakukan padaku, datang dan pergi sesuka hatimu.

Maaf meski cinta ini sulit untuk aku hapuskan, tapi apa harus, mencintai kamu dan merelakan hatiku untuk terluka?

Entah

23.17

Merasakan bagaimana perihnya di khianati, bagaimana sakitnya tak di hargai, oleh teman sendiri. Ya, untuk kesekian kalinya. Dan ini benar-benar menyakiti.
Apa mereka terlalu buta akan kebaikan yang aku beri?
Apa mereka begitu terluka dengan salah paham ucapanku?
Apa mereka hanya berpura-pura berteman baik denganku?
Entah, aku tak tau.
Ya benar, ini salahku. Semua memang benar aku yang melakukan kesalahan. Aku memikirkan bagaimana resikonya, bagaimana nantinya. Tapi, aku tak pernah memikirkan bagaimana menghadapi sakitnya dikhianati, aku terlalu terpaku akan semua resiko yg datang tanpa memikirkan "dikhianati" hingga kini terjadi? Aku begitu terluka oleh ulah teman-temanku.
Ketika susah, ketika butuh bantuan, aku berusaha untuk ada aku berusaha untuk bisa dan aku berusaha agar aku dapat membantu. Tetapi kini? Ketika aku terjatuh akan semua kesalahan yang aku perbuat, mereka semakin menginjakku dalam-dalam, mendorongku agar aku terjatuh, membunuhku dengan mulutnya agar aku semakin terluka dan tak pernah berfikir bahwa aku juga membutuhkan kalian.
Kemana kalian yang aku kenal? Aku kehilangan jiwa kalian, aku kehilangan pangeran pangeran juga putri putri yang selalu aku banggakan. Tapi sudahlah, aku mengerti dan aku tau, bahwa nyatanya, apa yang tak pernah aku lihat dari diri kalian, terlihat juga, dan itulah kalian. Dan aku juga harus merelakan, mengikhlaskan, pada semua tingkah juga perilaku kalian terhadapku.

Terimakasih, karna kalian.
Aku belajar banyak hal. Dan, nyatanya memang benar, dalam berteman juga mencari teman "harus pilih-pilih".