09.43

Tau diri aja kali, Ca.
Bukan siapa siapa, gak ada apa apa.
Gak usah terlalu berharap banyak.

16.38

Sore itu, ditemani secangkir kopi disalah satu masjid di Kota ku. Aku memikirkan bagian-bagian yang tak sepenuhnya mungkin orang lain pikirkan, menurutku sih. Contohnya seperti, mungkinkah jodohku manusia atau malah maut? Terngiang-ngiang, bahkan, menjadi salah satu kalimat  yang terbayang ketika di waktu senggang. Enggan untuk membayangkan, tapi menjadi bagian dari semangatku ketika Imanku lemah, ketika aku tidak melibatkan allah dalam sesuatu hal, hingga aku terbiasa, bahwa bagian dari Iman, perlu aku pertahankan, sehingga, apapun yang menghampiri, aku sudah siap dengan bekalku, baik untuk di dunia, maupun akhirat.

- sore itu bersama secangkir kopi dan lamunan perempuan -

17.27

kau tau aku lemah,
kau tau aku rapuh,
tapi, kau berusaha tidak mengetahui apa yang sebenarnya kau ketahui.
dan, aku, berusaha, untuk tetap berkata "lihat, aku baik baik saja kan? tidak usah menghiarukan, apa lagi mengkhawatirkan aku" sembari tersenyum paksa.

17.25

ada seperempat bagian dariku yang hilang, yaitu, kamu.

17.23

maaf, jika sampai saat ini, aku masih rindu, meski malu mengakui.

17.22

coba, bayangkan,
seberapa sering keseharianku dipenuhi olehmu?
seberapa sering kamu selalu jadi seperempat bagian denganku?
seberapa sering yang kita lakukan bersama sama?
dan kamu selalu mengatakan, pasti mudah bagiku, karna yang menyudahi aku? begitu bukan?
tuan, jika memang mudah, mengapa aku masih mau ber malu malu untuk menghubungimu? walaupun katamu jarang, tapi jarangku, menutupi gengsiku, karna kesalahanku, mengakhiri kita.

17.18

"bagimu mungkin mudah, tidak bagiku."