16.28

Kamu terlalu terpaku pada patah hatimu.
Aku mengajakmu untuk berjuang,
Bukan memaksa agar mengerti perasaanku,
Sudah jelas kamu yang tak mengerti,
Semua yang kamu bilang, yang egois itu adalah aku, salah, kamu lah yang egois, kamu bukan mencari solusi mencari jalan keluar agar baik dikamu juga baik di aku, tapi kamu malah mengakhiri semuanya yang belum tentu akan benar benar selesai. Kamu seperti mengundang masalah baru. Dan terlalu membesar-besarkan patah hatimu.  Sedangkan aku? Aku disini bersikeras mengajakmu bertahan, berjuang, merendahkan diriku sendiri, agar aku tidak mudah menyelesaikan apa lagi mematahkan harap yang telah tertata rapih sebelumnya. Seharusnya kamu percaya, pada tujuan dan pilihan yang telah dipilih. Bukan dipatahkan dan menyerah begitu saja. Tuduhan dan kesalahan yang bukan dilakukan oleh kita cukup dijadikan senjata tujuan kita ke depannya, bukan menjadikan tidak percaya diri dan menyerah pada tujuan.

16.26

Dan pada malam ini, aku benar-benar berhenti, atas segala usahaku mempertahankanmu, memperjuangkan yang ku pikir memang cinta kita berdua.

Teruntuk Supervisor-ku.

16.14

Teruntuk Bapak Akbar,

Sebuah perpisahan mana ketika manusia mampu benar-benar menerimanya?
Jika di bulatkan, tidak ada.
Namun jika semuanya bertujuan untuk masa depanmu, 
Do'a kami akan selalu terpanjat untukmu.

Teruntuk Bapak Akbar,
Baik buruknya yang kita lalui,
Di tempat ini,
Semoga selalu menjadi kenangan terbaik di hati dan pikiranmu.

Teruntuk Bapak Akbar,
Maafkan jika salah satu dari kamipernah membuatmu terluka,
Bahkan menangis dalam diam,
Maaf jika ada kesalahan kami yang membuatmu belum mampu memaafkan,
Hanya kata maaflah yang mampu kami ucapkan.

Teruntuk Bapak Akbar,
Tidak ada kata lain dari terimakasih,
Tidak banyak kata dari semoga sehat selalu,
Apapun semua tujuanmu,
Apapun semua keinginanmu,
Kami disini hanya mampu mendo'akan yang terbaik untukmu,.

Teruntuk Bapak Akbar,
Perpisahan ini bukan untuk selamanya,
Perpisahan ini bukan akhir dari segalanya,
Perpisahan ini slaam sapa untuk masa depanmu kelak, bukan?
Maka dari itu, 
Tetap jaga silaturahmi kami,
Sempatkan pertemuan untuk menobati rindu di antara kami.




-with love

Shasha Aziza Alisya-

16.00

Tidak sebagian orang bisa menerima di tinggalkan, tapi,
tidak semua orang egois untuk tidak merelakan.
Hanya saja, dimana,pada bagian ternyaman yang kita miliki, memilih untuk meninggalkan,
entah untuk hal penting, atau hal mendesak lainnya.
Namun, perlu diketahui, apapun, dan bagaimanapun nantinya,
tentang perihal yang di tinggalkan, ada masa-masanya kita masih mengenang, ada juga masa-masanya kita lupa pada kenangan.
Bukan, bukan sejahat itu untuk melupakan, tapi, mengingat melulu keindahan apa lagi menyakitkan tentang kenangan, akan mengakibatkan rindu yang teramat dalam,
Iya, jikalau terbalaskan, jika tidak?
Rindu itupun akan berakhir menyakitkkan.



-di tulis sore-sore, menjelang pulang kerja, di ruangan tersunyi dan ternyaman yang saya miliki-

00.22

Maaf, sepertinya tidak sesuai janji saya kemarin.
Saya tidak mampu menahan perasaan Saya,
Saya benar-benar tidak mampu menahan bahwa saya dan dia hanya teman,
Saya gagal menyembunyikan perasaan Saya,
dan Saya gagal untuk tidak berharap lebih.
Tapi,
Jika memang Saya masih bisa bertahan untuk menahan perasaaan Saya,
Walaupun sudah ada beberapa bagian pertahanan Saya untuk mempertahankan mencintainya dalam diam rapuh sedikit,
setidaknya masih ada sisa pertahanan Saya,
dan semampu Saya akan Saya tahan,
meski yang Saya tau, bukan kenyataan seperti ini yang Saya yang harapkan.

12.38

kadang orang-orang cuma bisa menilai tanpa bertanya, padahal sedari kecil sudah di ajarkan, bertanya atau di tanya, menjawab atau di jawab, kemudian di nilai atau menilai.
tapi kenapa dengan mudahnya memberi pendapat tanpa tau, sebab dan akibatnya.
padahal jika di putar posisikan, orang-orang itu tidak mau jika dilakukan seperti itu.

12.38

mungkin benar, tidak semua orang bisa mengikuti keinginan saya, tidak semua orang bisa mengerti saya, bahkan ketika saya membutuhkan seseorang memperhatikan saya, tidak ada, saya tetap di katakan melalui mata "sudahlah tidak perlu manja", padahal bukan itu maksud saya..

ya, mungkin salah saya, salah saya yang selalu berharap banyak orang memperhatikan saya, salah saya yang sulit menerima keadaan bahwa saya harus terus mandiri, entah kesalahan saya seharusnya tidak dilahirkan, hahaha pernyataan konyol, tapi benar, saya merasa terluka oleh banyak orang, padahal orang orang tidak merasa melukai saya, ya tuhan, mengapa berat sekali hidup, disaat saya merasa benar benar terjatuh, rapuh, tidak ada yang melihat saya, ah, benar, ketika saya baik-baik pun tidak ada, jadi jika saya rapuh pun, siapa peduli? saya bukan anak pejabat.

saya adalah kesalahan, anak dari keluarga yang sudah berantakan, mencoba memperbaiki, tapi selalu merasa gagal dan terus terluka.

12.28

kau tau? sudah berapa banyak senyuman yang terus saya lakukan? mungkin tak terhingga, tapi kau seolah olah menilai saya, saya tidak mau memberi senyum, bagaian manakah yang kamu lihat dari saya? bagian dari kamu tidak terima saya berbuat baik pada semua orang? atau memberi senyum pada orang-orang? begitu?

21.44

Aku cuma bisa nulis, gak bisa cerita, karna aku pikir hal atau cerita gini siapa yang mau denger? Hehehehe. Aku gak tau sekarang aku kayak apa, di mata Allah kayak aku gak berarti apa apa gitu. Banyak banget dosa-dosa yang udah aku perbuat, termasuk melalaikan perintahnya. YaAllah..
Waktu itu gak tau ada angin apa yang bikin aku kepikiran "aku bakal sakit hati terus kalau aku tetep cintain makhluk makhluk Allah tanpa liat siapa penciptanya" gak tau, tiba tiba aja kepikiran kaya gitu, abis itu aku lagi stalk instagram, tiba tiba kepikiran kaka kelasku yang sekarang udah hijrah, aku tertarik buat intens nanya kenapa sampai berani buat melakukan hal baik, padahal, di umur kaya aku gini masih seneng-senengnya rambut di tata semenawan mungkin, pakai baju baju kurang bahan lainnya, yang memang terlihat modis, tapi dia kasih alesan, aku berubah lebih baik karna aku pernah patah hati dan dikhianati temen, lalu aku mikir, ini posisi aku waktu itu memang lagi kalut bener bener lagi patah hati, semua yang dia ceritain tentang prosesnya move on dan berubah untuk lebih baik membuat aku iri, aku jauh lebih iri sama perempuan muda yang beranj hijrah untuk kehidupannya lebih baik ketimbang yang update sana sini dengan hidupnya yang glamour atau panjat sosial, memang dari dulu bukan aku, aku gak bisa ngikutin kaya mereka, untuk hidup berlagak mampu padahal nggak, nyatanya, aku masih harus kerja dan gak mengikuti kuliah hehehe. Banyak keadaan yang bikin aku berfikir, aku akan terus merasakan luka, sakit hati, kecewa, jika aku tidak memasukan ikhlas dan ridho atas semua yang terjadi, aku juga tidak akan merasa bahagia jika aku masih melalaikan perintah-Nya, dan aku sebagai wanita, jika mengharapkan pria baik, tapi aku masih lalai dan tidak mendalami hukum hukum yg telah aku lakukan selama hidup, aku tidak akan merasakann bagaimana dan seperti apa pria baik itu dalam artian yg paham betul agama yg ia taati, dan kalau bukanku sendiri yg merubahnya siapa lagi? mamaku bilang, mama gakmau kamu kaya mama, cukup mama aja yg rasain semuanya, lalu, dulu aku selalu bertanya tanya, bagaimana? dan ini semua jawabannya, bukan mama yg bisa merubah semuanya, tapi aku, aku harus jauh lebih baik memantaskan diri, memperbaiki diri, bukan ingin mendapat pujian bukan, aku hanya lelah, menjalani kehidupan yg nyatanya sementara tapi kubuat seakan kekal padahal tidak, yaAllah..
Aku selalu mengetahui bahwa keaadan kehidupan kita sedang terancam berakhir, tapi dulu aku selalu menutup mata, aku takut untuk mengakui bahwa hidupku atau kehidupan ini akan selesai, aku selalu berpura pura menikmati semuanya padahal tidak terasa nikmat, itu akibat aku bodoh, tidak mengenali kembali agamaku, tidak memperdalam lagi ibadahku, yaAllah..maafkan aku..
Aku cerita begini karna aku ngerasa gak ada yang dukung, orang orang dengernya "apasih so banget" aku sedih, ini yang bikin aku takut, aku takut ditinggal orang orang yang aku anggep temen, gak tau cara aku salah karna belum membuktikan, tapi aku udah minder duluan, Allah udah ngetuk pintu hati aku buat sadar..

21.16

Tubuh munyil bermata lucu
setiap hari selalu aku tatap dirimu
Tak berani bertanya bahkan sekedar sapa
mata munyilmu mengalihkan perhatianku

sayang sekali kita tak penah saling sapa

titip rindu untuk mu disna
pengagum rahasia yang tak mampu berkata

-nunu, katanya dibikin bulan februari-an-

19.58

"Kalau papa kerja dimana?"
"Kalau mama kamu pergi-pergi gitu sama papa kamu?"

Saya gak tau ini pertanyaan harus saya jawab apa dan bagaimana. Yang saya rasakan hanya pilu, dan tiba-tiba ingin kabur dari orang yang bertanya seperti ini.

13.25

"Beri aku sedikit jeda, tentang luka, agar aku mampu memapah hatiku untuk tidak terlalu jatuh dikedalaman yang sulit untuk bangkit."-penalisya, 23:21

13.23

Untuk perempuan sesudah aku,
Terimakasih kini kamu telah memberinya senyuman kembali, ceria kembali.
Untuk perempuan sesudah aku,
Jagalah kepercayaan dia dengan baik,
Sejujurnya dia akan jauh lebih mempercayaimu jika dia tidak dikecewakan olehmu.
Untuk perempuan sesudah aku,
Dia paling benci kamu tidak mengabarinya, maka sempatkanlah untuk mengabarinya,
Ia paling tak suka kamu mengirimkan alasan yang sulit untuk ia percaya,
Tapi ia akan jauh lebih mencintaimu ketika kamu benar-benar memperhatikan kehidupannya se-detail mungkin.
Untuk perempuan sesudah aku,
Dia suka makanan apapun, ketika kamu mengajaknya kemanapun,
Dia tidak pemilih soal makanan, maka jika kamu mengajaknya untuk mengunjungi tempat makan apapun, ia akan menyukainya.
Untuk perempuan sesudah aku,
Perhatikan dia soal makan, ia sangat sulit sekali untuk makan ketika jam istirahat kerja, malah mengisinya dengan apapun asal kenyang,
Perhatikan pula ketika ia merokok, sudah berapa batang kah yang dia hirup per hari nya, ia mudah sekali sakit karna kesukaannya merokok.
Untuk perempuan sesudah aku,
Dia tidak pernah banyak memintamu ini itu, ia hanya membutuhkan perhatian, kasih sayang, yang benar-benar tulus, maka apapun keingingan kamu, ia akan jauh lebih menuruti dan menyayangi kamu.
Untuk perempuan sesudah aku,
Agar tetap terus bahagia, hindari salah paham yang malah meributkan, dan jelaskan se detail mungkin jika kamu memang tidak bersalah, maka ia akan jauh lebih memaafkanmu ketika kamu jujur.

Untuk perempuan sesudah aku, terimakasih, jaga cintanya baik-baik, maka kalian akan terus berbahagia.


tertanda,

-penalisya-
(yang sempat mengisi hari-harinya selama satu tahun ke belakang)

11.09

Tolong, ku mohon, jangan biarkan aku jatuh terlalu dalam karna aku mencintaimu. Biarkan aku mencintaimu alakadarnya, kemudian, melupa lagi padamu.

05.56

Ini pagi kesekian aku menemukanmu masih dalam ingatan.
Hebat sekali kamu, masih pagi sudah membuat aku tersenyum-senyum sendiri.

18.39

"Bukan suatu kesalahan kan, jika aku menyukainya dalam diam? Apa lagi perlahan mencintainya?" Ucapku

"Memang bukan Raina, tapi ini masalah perasaan mu, hatimu, kamu mau patah hati untuk yang kesekian kalinya?" Jawab Ashya

"Memang, aku tidak mau untuk patah hati kembali, tapi, akan aku yakinkan, aku akan jauh lebih membatasi perasaanku untuknya, sungguh, percayalah." Sahutku sambil bersiap untuk pulang.

"Ah sudahlah, terserah kau, tapi kalau apapun yang terjadi, aku yakinkan kamu harus cerita!" Jawab Ashya yang kesal karna keras kepalaku.

Jika dikatakan aku menerima konsekuensi nantinya, tidak juga. Aku hanya ingin merasakan yg namanya benar benar bahagia ketika hanya status teman. Tidak, aku tidak mengharapkan ia memacari ku, cukup ia masih baik padaku, sudah suatu kebanggaan yg aku miliki. Ketahuilah, aku sudah benar-benar kapok soal patah hati kemarin, soal cintaku pada manusia tanpa melibatkan Allah. Maka kini, seberapapun sebagaimanapun rasa suka rasa kagum bahkan rasa mencintaiku pada manusia, akan aku libatkan Allah, akan aku libatkan bagaimana perasaan bahagiaku ketika melihat seseorang yg aku sukai, ikut bahagia. Cuku aku dan do'a ku yang menyaksikan perasaanku terhadapnya.

17.10

"kalo dia sayang, liat kamu aja udah seneng, sebelahan sama kamu udah seneng, temenan sama kamu udah seneng dan bisa sama kamu dalam keadaan apapun udah seneng"

"kalo udah nuntut, udah bilang dia berkorban, berarti dia ga cinta kamu"

"dia cintanya sama imajinasi yang dia bikin sendiri"

Itu beberapa pesan teks dari salah satu sahabatku, menyayat, namun benar.
Seperti kebenaran yang kesulitan untuk di benarkan.
Juga seperti kesalahan yang terus merasuki pikiran.

17.08

Waktu merangkak begitu cepat, yang kukira akan berjalan dengan keterlambatan, tapi kenyataannya, lebih memperlihatkan bahwa kita tetap akan kembali pada dirinya masing-masing, ketika segala usaha, perjuangan, yang kita lakukan, namun pada akhirnya sulit untuk di satukan. Memang bukan keinginan kita, dan memang juga kita dapat merubahnya, tapi jika Allah tidak berkenan, bagian mana kita akan tetap dalam keadaan baik-baik saja? Dengan kenyataannya banyak hal yang kita ributkan, tentang apapun itu. Tapi, aku ikhlas, apapun yang terjadi, termasuk harus benar-benar kehilangan kamu. Aku belum berperang sudah menyerah ya? Tak apa, apapun yang ingin kau katakan terserah. Aku akan lebih dari baik-baik saja, tidak pada sebelumnya yang aku-akui aku kesulitan untuk menjauh darimu. Tapi tidak untuk sekarang.

19.43

Tentang kamu..
Ah, ya kamu,
Aku berterimakasih padamu,
Kamu berhasil membawaku pergi dari luka itu,
Dari kesedihan itu,
Dari beberapa luka yang membuatku sulit untuk keluar,
Keluar dari beberapa kenangan yang sebenernya hanya patut dikenang, bukan di ingat-ingat dalam kesedihan,
Terimakasih,
Dalam baik buruknya advice yang aku terima, aku simpan baik baik dalam ingatan,
Mengingat bahwa kamu yang membantu menyemangatiku untuk keluar dari kesedihan.
Memang, tidak lain tidak mungkin, aku, tidak mempunyai perasaan apa apa padamu,
Dan, memang benar, aku merasa nyaman,
Entah untuk perasaan kagum saja atau selebihnya,
Tapi, tenang saja, aku akan menahan diri untuk tidak jatuh berlebih padamu,
Aku senang,
Meski hanya sebatas teman,
Aku senang,
Meski hanya sebatas curahan,
Lebih dari menyenangkan,
Jika menyukaimu hanya dalam diam,
Menikmati senyummu,
Tawamu,
Ceritamu,
Dengan leluasa,
Sebab kamu tidak tau semuanya,
dan agar tidak membatasi semuanya.

Lalu, aku berharap kamu membaca,
Tapi tidak menyadari bahwa kamu itu adalah kamu yang ku tulis.

-dariku, bersama senja hari ini-
Senin, 11 Desember 2017 ,- 05.45 pm