22.52

"Seharusnya kamu sudah tau apa yang paling aku benci." Kata ku sentak padanya.

"Bagaimana aku bisa tau, kamu saja tak pernah bercerita padaku." Katanya juga kesal.

"Apa katamu? Tidak pernah bercerita? Hah, lucu sekali. Bagaimana bisa, pria yang sangat aku cintai, yang aku banggakan, lupa akan hal yang aku tidak suka." Kataku kesal sambil menahan airmata.

Bryan hanya diam, karna kesal, tiba tiba saja Alana marah-marah tanpa sebab menurut Bryan, karna Bryan baru saja pulang berlibur bersama teman-temannya.

"Ingat Bryan ingat. Apa setiap pembicaraan saat kamu mengantarkan aku pulang di motor, kamu selalu melupakannya? Apa setiap sebelum kita menunggu makanan pesanan kita dan aku selalu tak henti mendiamkan mulutku, kamu selalu iya iya saja kemudian lupa? Apa segalanya yang pernah aku ceritakan dari nol dari awal sampai sekarang, kamu melupakan itu semua? Hah? Jawab Bryan jawab." Tegas Alana hingga tak mampu menahan airmatanya.

"Aku tuh benci, ketika kabarmu hilang selama tiga hari kemarin. Kamu tau bagaimana khawatirnya aku disini, Bryan? Tidak, kamu tidak tau itu Bryan. Aku pikir jika ada sesuatu terjadi, mungkin saja handphone mu tertinggal, dan kamu mengabariku lewat handphone temanmu, atau lewat apapun itu asal kamu mampu mengabariku, tapi ternyata? Kamu tak ingat bahwa aku benci ketika kabarmu tak ada, dan malah kamu anggap khawatirku berlebihan. Kamu jahat, Bryan." Sambung Alana hingga benar-benar tak mampu menahan tangis lagi.

You Might Also Like

0 komentar