13.24

Terimakasih atas bertahun-tahunnya bersamaku.

Maaf ya, jika aku menyerah.

Aku tidak tau, caraku benar atau salah dalam meninggalkanmu.

Namun, mungkin untuk kebaikan hubungan kita.

Tidak perlu lagi aku menahanmu untuk pergi mengikuti setiap keinginanmu, dan

Tidak perlu lagi kamu berjanji meski di ingkari lagi.

Aku mencoba berdamai, ketika keadaan memaksa keras aku untuk berseteru. 

Aku marah, karna lagi lagi aku tidak menjadi alasanmu bahagia lagi.

Aku sedih, karna lagi lagi aku tidak menjadi tempat sesungguhnya kamu pulang.

Ya, benar.

Hanya sebatas menunggumu didepan pintu.

Awalnya kubiarkan, lama-lama, ya, benar, aku semakin kesepian.

Karna, aku, bukan lagi bagian dari bahagiamu.

Ingin sekali aku meneriakimu, menghakimimu, namun aku tau, apa yang kamu lakukan sampai sejauh ini, mungkin kamu punya alasan, yaitu; jenuh.

Benar kan? Bagaimana tidak, yang aku pikir kamu baik baik saja, menerima saja, rupanya menimbulkan kecemburuan, iya, game, dengan game itu, game mobile legend perusaknya. 


Sebentar, benar kan? game itu yg membuat amarahmu menjadikan alasan pencarian kebahagiaanmu diluar sana?


Lalu, lagi lagi aku menyalahkan diri. Iya, karna aku. Namun, mengapa harus dibalas dengan membuka ruang komunikasi untuk orang lain?


Jadi, intinya adalah, bukan aku tidak mau mempertahankanmu atau bahkan saling mengintropeksi diri kita masing-masing. Namun yang aku ketahuin, jika seseorang, membuat alasan bahagia barunya bukan karna pasangannya, ketika hal tersebut terjadi lagi, makan akan terulang lagi kebiasaan itu. Janji sebesar apapun, akan sulit untuk dipercayai, ketika hal kecil untuk kebaikannya saja, masih bisa di ingkari.

You Might Also Like

0 komentar